BAMBOO
FIBER (SERAT BAMBU)
Tampilan
Bahan Bamboo Fiber
Yang dimaksud dengan serat bambu
disini adalah serat selulosa yang diekstrak dari tanaman bambu (dengan bahan
tambahan lainnya). Serat selulosa ini dibuat dari batang bambu yang sudah
dilumat menjadi bubur. Secara kualitas, kain seprai yang terbuat dari bamboo
fibre ini dalam banyak aspek mampu mengalahkan bahan lainnya. Beberapa
kelebihan kain serat bamboo adalah menyerap dan menguapkan keringat lebih
cepat. Tidak lengket di kulit. Tidur jadi terasa lebih nyaman.
Kain serat bambu memiliki kemampuan
“ajaib” dalam mengatur suhu. Kain serat bambu tidak akan terasa panas pada
cuaca yang panas. Dan akan menjadi terasa hangat dalam cuaca yang dingin. Kain
serat bambu tahan terhadap sinar UV. Kain serat bambu juga tahan dari serangan
jamur (fungi). Dalam skala mikroskopis, serat bambu berbentuk permukaan bundar.
Ini membuat kain serat bambu jadi terasa lebih lembut. Karena tidak mengandung
bahan kimia, serat bambu sangat cocok bagi Anda yang mudah alergi pada
bahan-bahan kimia tertentu.
Penggunaan kain serat bambu juga
mempromosikan gaya hidup cinta lingkungan. Berikut beberapa sebabnya: Manfaat
Bagi Lingkungan:
-
Serat
bambu bersifat biodegradable
(bisa terurai secara alami)
-
Bambu
merupakan tumbuhan dengan tingkat pertumbuhan tercepat. Sehingga penggunaannya
bisa lebih sustainable (tahan lama, tidak menghabiskan sumber daya)
-
Bambu
mampu hidup tanpa pestisida atau fertilisasi sama sekali.
-
Berbeda
dengan pohon kayu biasa, bambu mampu tumbuh dengan sangat cepat.
Terlepas dari semua kelebihanya itu,
yang sangat disayangkan adalah bahan kain ini masih sangat jarang beredar di
pasaran. Mungkin karena biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
bahan lain
RAYON
Rayon merupakan produksi serat tertua yang telah dibuat sejak tahun 1880-an di Perancis, dimana pada awalnya
dikembangkan sebagai alternatif murah untuk sutra. Secara kualitas, kain rayon cukup lembut.
Bahkan dengan komposisi tertentu mampu mengimitasi kelembutan kain sutra. Serat
rayon juga relatif mudah diwarnai. Satu kelebihan rayon adalah dia tidak
menahan panas tubuh, sehingga cocok untuk wilayah beriklim panas. Sayangnya
kain rayon kurang baik dalam hal elastisitas dibandingkan dengan kain lain.
Itulah makanya perawatan kain rayon cukup sulit. Untuk mencucinya Anda harus
menggunakan dry cleaning.
Dupont Chemicals memperoleh hak proses
pembuatan pertama Rayon pada tahun 1920 dan
dengan cepat merubah Rayon
menjadi perlengkapan rumah tangga dan kain serbaguna.Tirai Rayon kualitasnya
cukup baik meskipun kurang tahan lama. Banyak produk rayon yang menjadi kuning jika sudah lama atau membentuk
bola –
bola kecil dan kasar dibagian kain
yang paling banyak digunakan.
Rayon digunakan dalam berbagai aplikasi tekstil
termasuk kemeja dan rok baik dalam bentuk tenun maupun rajutan. Walau demikian, Rayon telah mendapatkan reputasi yang kurang
baik karena sering digunakan untuk produk garmen murah yang tidak dapat digunakan untuk pakaian
– pakaian yang memerlukan ketahanan kuat.
Namun, rayon sering digunakan untuk membuat gaun malam dan jenis pakaian pesta lainnya.
Rayon, seperti halnya dengan serat
bambu, juga dibuat dari serat selulosa. Bedanya, jika pada bamboo fiber,
serat selulosa dibuat dari batang bambu. Pada Rayon, serat selulosa didapatkan
dari pohon kayu yang dicampur dan direaksikan dengan berbagai bahan kimia
seperti soda kaustik, karbon disulfida dan sebagainya. Ini membuatnya tidak sealami
kain serat bambu.
Proses pembuatan Rayon dimulai dari
serat selulosa yang diekstrak secara berkala dari pohon kayu, meskipun setiap
bahan tanaman dengan rantai molekul yang panjang juga dapat digunakan. Serat
selulosa kemudian dicampur dengan soda kaustik yang bereaksi bersama dengan
beberapa serat selulosa sehingga menjadi soda selulosa, yang kemudian digulung
atau ditekan untuk mengeluarkan larutan soda berlebih. Setelah ditekan,
selulosa robek menjadi zat yang disebut Remah Putih.
Remah putih beroksidasi membentuk
rantai molekul yang lebih pendek dan kemudian diproses bersama dengan karbon
disulfida. Soda selulosa bereaksi dengan zat ini, membentuk remah kuning karena
senyawa anorganik yang muncul selama proses kimia. Remah kuning ini dilarutkan
dalam laruta kaustik, yang meregangkan ikatan hydrogen pada selulosa dan
menghasilkan zat yang sangat kental. Proses pembentukan zat ini dinamakan
Proses Viscose.
Zat kental ini dapat tersimpan lama
untuk memecahkan struktur selulosa, untuk selanjutnya menghasilkan bubur yang
kemudian disaring untuk menghilangkan kotoran. Kantong – kantong udara kecil
dipaksa keluar untuk menghasilkan serat yang kuat dan dipaksa melalui pemintal untuk
membentuk banyak helai benang halus yang akan diatur untuk membentuk filamen
selulosa yang juga disebut benang rayon. Benang rayon ditarik untuk membentuk
ikatan yang kuat, melalui proses pencucian dan kemudian dibentuk menjadi kain Rayon.
Kain Rayon, oleh para pemerhati
lingkungan, juga dituduh sebagai penyebab utama penggundulan hutan. Proses pembuatannya yang cukup rumit menyebabkan banyak pencemaran lingkungan dan menciptakan gerakan penolakan terhadap industri ini.
Industri rayon juga terkena dampak akibat adanya pengembangan kain buatan yang lebih murah dengan proses
manufaktur yang lebih pendek, seperti nilon. Rayon sering dicampur dengan bahan
sintetis murni untuk menghasilkan
berbagai aplikasi dan disarankan untuk mengikuti petunjuk perawatannya karena campuran tersebut membutuhkan penanganan khusus.
SUTRA
Kepompong
Sutera Kain
Sprei Sutra
Bagi Anda yang benar-benar serius
menginginkan suasana kamar tidur yang terkesan mewah, Kain sutra tentu harus
jadi pilihan utama. Yap! sutra memang sudah sejak lama dikenal luas sebagai
bahan kain berkualitas sangat tinggi. Dibuat dari coccoon larva (kepompong)
ulat sutra dan beberapa serangga lain untuk kemudian ditenun. Kemampuan
penyerapan sutra membuatnya nyaman dipakai dalam cuaca hangat.
Kebalikannya, konduktivitasnya yang
rendah menjaga udara hangat agar tetap berada di dekat kulit saat cuaca dingin.
Diluar semua itu, kelebihan utama dari sutra adalah kesan tampilan mewah yang
dimilikinya. Tak ada bahan kain lain yang mampu menandingi kesan kemewahan
tersebut.
Namun sama sperti serat bambu, seprei
berbahan sutra juga sulit didapat di pasaran. Ini karena harganya yang bisa
sangat mahal. Harga mahal ini membuat permintaannya kecil, sehingga jarang ada
penjual seprei yang mau menjual seprei berbahan asli sutra.
LINEN
Tumbuhan Flax Linen pada Mumi Tampilan Kain Seprei Linen
Linen adalah kain tenun yang terbuat
dari serat tumbuhan rami (flax – tanaman linen) dan merupakan salah satu dari
produk tekstil tertua dan termahal di dunia. Penenun dalam budaya kuno
menemukan bahwa serat rami merupakan batang yang kuat, dapat dikupas dan diubah
menjadi benang yang kuat dan tahan lama, yang dapat menahan kelembaban meskipun
prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Di masa lalu, linen disediakan untuk
keluarga kerajaan dan keluarga kaya. Bahkan linen sempat dijadikan mata uang
pada zaman mesir kuno. Kain yang membalut mumi-mumi di mesir juga terbuat dari
linen.
Kain ini mungkin yang paling umum digunakan dalam pembuatan pakaian. Kelebihannya yaitu ringan, keademannya yang luar biasa dan juga kesegarannya dalam cuaca yang panas. Orang-orang banyak menyuka penampilannya yang terlihat profesional. Pakaian kerja, jaket formal, celana dan rok adalah beberapa hasil produk dari linen yang cukup populer. Sapu tangan dan sarung tangan juga banyak yang terbuat dari linen. Bahan ini biasanya berwarna off – white, tapi serat cenderung mengambil pewarna dengan baik dan sebagai hasilnya sering bisa ditemukan dalam berbagai macam warna.
Kain
ini juga termasuk umum pada barang – barang rumah tangga.Gorden dan sarung
bantal yang terbuat dari bahan ini memberikan kesan hidup pada ruangan dan juga
telah lama digunakan untuk taplak meja, serbet dan seprei.
Teknologi modern telah membuat
proses produksi menjadi lebih mudah dan efisien, tetapi secara umum jenis kain
ini masih cukup mahal dan hanya diproduki secara terbatas, sehingga Anda pun
akan cukup kesulitan mencari seprei berbahan linen di pasaran seprei biasa. Secara
manufaktur, kain linen butuh tenaga yang banyak dalam proses pembuatannya.
Namun kualitas yang dihasilkan memang sepadan. Popularitasnya atas perlengkapan
meja makan dan tempat tidur menyebabkan nama Linen menjadi umum di banyak
tempat. Orang sering menyebut dengan bed
linen atau table linen untuk barang
– barang seperti taplak meja, serbet dan seprei, tanpa peduli terbuat dari
bahan apapun.
Tambahan Penjelasan Menyusul
POLYESTER
POLYESTER adalah produk tekstil
manufaktur yang terbuat dari polimer sintesis. Sifatnya cenderung kaku, tidak mudah kusut sehingga mudah
diatur dan selalu terlihat rapi. Sifat
lainnya adalah tekstur agak kasar, mudah dicuci, cepat kering, tahan terhadap
kerusakan biologis seperti jamur dan lumut serta warna – warnanya terlihat lebih terang dan mengkilap sehingga membuat
corak terlihat lebih menarik. Bahan ini kurang cocok dipakai di negara
yang beriklim tropis yang lembab karena tidak menyerap keringat, sehingga
terasa kurang nyaman pada tubuh.
Karena
mengandung polimer, maka kain berbahan sintetis mudah terbakar. Zat ini terbuat
dari polyethylene terephthalate
(PET), bahan yang sama yang digunakan untuk membuat botol minuman plastik.
Banyak botol minuman didaur ulang dengan cara dipanaskan dan berubah menjadi
serat polyester, yang selain membuatnya berguna secara efisien, juga membantu
menjaga polimer dari tempat pembuangan sampah. Polyester adalah plastik yang
ditemukan di Inggris pada awal 1940-an. Pada tahun 1950, bahan ini menjadi
populer sebagai tekstil karena perawatannya yang mudah dan fleksible.
Proses
kimia untuk membuat polyester adalah ethylene
glycol dan dimethyl terephthalate
dicampur untuk menghasilkan bisterephthalate.
Zat ini dipanaskan sampai 270 derajat Fahrenheit (132 derajat Celsius), dan
bereaksi lagi untuk membentuk polyethylene
terephthalate (PET). Seperti banyak reaksi kimia yang mengggunakan polimer,
proses pembuatan polyester menghasilkan penghirupan gas beracun yang tidak
sehat dan masker pelindung harus digunakan oleh siapa saja yang terlibat dalam
pembuatan PET.
Untuk
membuat serat polyester, memerlukan hasil benang yang sangat halus dari PET.
Beberapa bahan polyester dicampur dengan bahan kain lain agar lebih regang
serta untuk meminimalisir iritasi pada kulit. Biasanya dicampur dengan bahan
rayon atau dengan bahan katun. Benang rayon lebih mengkilap daripada benang
polyester sementara benang katun memiliki warna lebih lembut serta benang yang
lebih berat daripada benang polyester.
Jenis bahan
ini menguasai hampir 50% penggunaan di pasar Indonesia karena harganya yang
super miring. Untuk sprei jadi, kisaran harganya bisa Rp.50,000 – Rp.60,000 tetapi jangan kecewa jika ternyata
luntur sewaktu dicuci, berbulu, tidak halus, berpasir atau kadang bentuk
spreinya tidak simetris. Semua karena cost produksi dan kualitasnya yang rendah.
KATUN
Ladang
Kapas Katun Bola Kapas Katun
Contoh Kain Seprei
Katun
Penjelasan Lebih Lengkap Menyusul
1.
FULL COTTON (100% KATUN)
Bahan
100% terbuat dari katun. Tingkat kenyamanan atau kualitas bergantung pada seberapa rapat benang
(Thread Count / TC) yang membentuk kain tersebut. Umumnya bahan yang ada
dipasar mempunyai kerapatan 180 – 200 TC. Angka yang lebih tinggi menunjukkan
kerapatan yang lebih tinggi dan lebih nyaman dipakai Selain itu, warna juga
mempengaruhi tingkat kelembutannya. Bahan yang sebagian besar berwarna putih
terasa lebih lembut daripada bahan yang berwarna-warni.
Akan
tetapi harus selalu berhati-hati dalam memilih bahan full katun, karena hampir
semua penjual bahan menyatakan bahwa produk mereka adalah 100% katun, padahal
sebenarnya kualitas katun campuran. Bahan yang mengandung 100% katun terasa
lebih lemas dan mudah kusut bila dipegang. Bahan pewarna yang dipakaipun
cenderung lebih baik, terlihat dari pori-pori kain yang tidak tertutup oleh
pewarna dan masih tampak jelas.
Dahulu
cukup banyak produsen lokal di Indonesia membuat bahan dengan kadar 100% katun
seperti Bintang Agung, Renette, dll. Bahkan kualitas bahan katun lokal cukup
bersaing di pasar internasional. Akan tetapi beberapa tahun terakhir, seiring
dengan membanjirnya produk – produk katun dari China, membuat katun lokal
kurang dapat bersaing dengan produk mereka dikarenakan biaya produksi dalam
negeri yang cukup tinggi terutama dari upah buruh sehingga menyebabkan harga
yang ditetapkan menjadi lebih mahal. Untuk dapat bertahan dalam bisnis bahan
sprei, produsen lokal terpaksa bermain di pasar yang lain yaitu dengan sedikit menurunkan
kualitas bahan (mencampurnya dengan bahan lain seperti polyester) sehingga menghasilkan
jenis kain seperti Panca, Catra, Renette, CVC dll.
2. KATUN VISCOSE ( COTTON
VISCOSE – CVC )
Penjelasan Menyusul
3.
PANCA
Jenis bahan ini adalah buatan lokal Indonesia. Komposisinya terdiri dari 50% Katun dan 50% Polyester. Warna – warnanya terlihat lebih terang dan solid karena kandungan polyesternya yang cukup banyak. Untuk motif – motif yang memiliki warna tebal, bahan terasa lebih kaku. Produsen bahan panca antara lain adalah STAR, FORTUNA, NIKITA, BATAMTEX, dll. Jenis bahan ini cukup banyak diminati karena harganya yang cukup miring dibandingkan dan kualitas lebih baik dari bahan full Polyester. Thread Count (TC) bahan ini berkisar 144.
Jenis bahan ini adalah buatan lokal Indonesia. Komposisinya terdiri dari 50% Katun dan 50% Polyester. Warna – warnanya terlihat lebih terang dan solid karena kandungan polyesternya yang cukup banyak. Untuk motif – motif yang memiliki warna tebal, bahan terasa lebih kaku. Produsen bahan panca antara lain adalah STAR, FORTUNA, NIKITA, BATAMTEX, dll. Jenis bahan ini cukup banyak diminati karena harganya yang cukup miring dibandingkan dan kualitas lebih baik dari bahan full Polyester. Thread Count (TC) bahan ini berkisar 144.
4. CATRA dan RENETTE.
Selain Panca, produsen lokal juga membuat jenis kain
dengan kadar katun yang sedikit lebih banyak yaitu dengan merk Catra dan merk
Renette. Perbandingan komposisinya adalah katun 60% dan polyester 40% sehingga
terasa sedikit lebih halus dan lemas dibanding jenis Panca. Thread Count (TC)
bahan ini berkisar 144.
5.
CANON atau KATUN
CHINA
Canon atau sering juga disebut Katun China
merupakan bahan katun campuran import dari China dengan kualitas yang lebih
rendah dibanding Katun Satin atau yang sering disebut dengan Katun Jepang. Canon menggunakan komposisi 75% katun dan 25%
polyester. Bahan
sprei jenis ini memiliki 2 grade yaitu yang Rendah dengan ciri – ciri warna yg
kurang
cerah, tipis dan terkadang dapat menyusut sewaktu dicuci sedangkan grade Tinggi ciri – cirinya mirip dengan bahan katun jepang, hanya saja kekurangannya adalah lebar bahan hanya 235 cm sehingga untuk tinggi sprei 20 cm ketas harus menggunakan sambungan di lipatan bagian kepala kasur (tertutup head board).
cerah, tipis dan terkadang dapat menyusut sewaktu dicuci sedangkan grade Tinggi ciri – cirinya mirip dengan bahan katun jepang, hanya saja kekurangannya adalah lebar bahan hanya 235 cm sehingga untuk tinggi sprei 20 cm ketas harus menggunakan sambungan di lipatan bagian kepala kasur (tertutup head board).
6. KATUN SATEEN atau KATUN JEPANG
Katun Jepang umumnya adalah istilah
untuk jenis bahan yang terbuat dari combed 100% Full Cotton. Jenis Katun Jepang
yang full katun sendiri ada bermacam2, ada yang pabrikan lokal, ada pula yang
imported. Dan tidak selalu Katun Jepang mempunyai tekstur mengkilat/shiny. 100%
Combed Cotton yang shiny disebut Katun Sateen. dimana katun jenis ini telah
menggunakan teknik finishing tambahan yang dinamakan 'sateen weave'.
Perlu diingat bahwa Sateen bukanlah
Satin. Banyak orang salah pengertian tentang Sateen, Meskipun dua kata tersebut
terdengar serupa tapi tidak sama. Sateen adalah suatu proses tambahan seperti
anyaman dengan menempatkan benang lebih di setiap per inci persegi pada permukaan
pintalan benang 100% katun sehingga menghasilkan kain berkualitas dengan
tekstur yang lembut dan agak mengkilap. Anyaman Sateen adalah saling
silang antara 1 benang dengan 4 atau 7 benang. Semakin banyak benang yang
menyilang terhadap benang lain, semakin lembut dan halus, tetapi juga semakin
rapuh anyaman terhadap sikat sewaktu mencuci. Ciri – ciri dari Sateen adalah
bobotnya yang agak berat dan walaupun terasa lebih tebal tetapi lebih lemas. Sedangkan Satin sendiri lebih
merupakan pintalan serat kain yang bisa terdiri dari nilon, sutra, atau gabungan
keduanya. Kain Satin permukaannya rata dan licin, berkilau karena
sifatnya yang bisa memantulkan cahaya,dan bagian belakangnya suram. Tenunan
rapat namun kurang kuat karena floatnya panjang sehingga mudah putus jika ditarik,
ketahanan gosoknya rendah. Kain jenis ini lebih banyak digunakan untuk
pembuatan gaun – gaun, celana atlet, tas genggam (clutch), kain pelapis / furing,
kain penghias rumah dan lainnya.
Saat ini Katun Sateen banyak diproduksi dan
diimport dari China tetapi tetap banyak yang menyebutnya Katun Jepang.
Komposisinya tidak standar yaitu antara 85% - 100% Katun, sisanya Polyester
dengan Thread Count (TC) berkisar 180 - 200. Walau demikian rata – rata kualitas
cukup baik, walaupun import tetapi harganya lebih murah dari Katun Sateen lokal
yang belakangan sudah jarang terlihat di pasaran, warnanya walaupun tidak
secerah seperti pada bahan yang mengandung banyak polyester tetapi lebih tahan
lama alias tidak cepat pudar walaupun telah sering dicuci serta memiliki daya
serap keringat yang cukup tinggi.
Tambahan
Penjelasan Menyusul
7. KATUN MESIR (EGYPTIAN COTTON)
Penjelasan Menyusul
8. CARDED COTTON
Penjelasan Menyusul
9. RIBBED COTTON
Penjelasan Menyusul
10. PIMA COTTON
Penjelasan Menyusul
DOBBY
Bahan
Dobby terbuat dari 90% Katun dan sisanya adalah campuran bahan Polyester dan
Satin dengan Thread Count (TC) sekitar 300. Bagian motif agak timbul dan mengkilap
karena kandungan bahan Satin, umumnya berwarna putih tetapi ada juga warna –
warna lainnya hanya agak jarang di pasaran. Motifnya berbentuk garis – garis, kotak
– kotak atau abstrak dan antara motif dan dasar berwarna sama. Bahan ini banyak
digunakan di hotel berbintang empat keatas.
TENCEL.
TENCEL
adalah nama dagang terdaftar untuk jenis lyocel, sebuah bahan biodegradable
yang terbuat dari bubuk kayu selulosa yang juga disebut rumput bambu organik.
Bahan ini popular diakhir tahun 1900-an dan sekarang digunakan dalam berbagai
bentuk termasuk seprei. Meskipun karakteristik yang tepatnya bergantung pada
bagaimana bahan itu diproses, umumnya bahan ini cenderung tahan lama, lembut,
ramah lingkungan, sepenuhnya biodegradable dan dibuat dari pohon yang dikelola
secara berkelanjutan.
Tencel
sangat fleksible, karena dapat dimanipulasi untuk memiliki berbagai tekstur.
Dahulu bahan Tencel sering dibandingkan dengan Rayon dalam tampilan dan nuansa,
tetapi sekarang dibuat dalam berbagai tekstur termasuk licin atau seperti kulit
peach. Bercampur dengan serat lainnya seperti wol, katun atau linen dapat
menghasilkan bahan baru dengan berbagai tekstur. Produk dibuat dengan kain ini
umumnya tidak mudah kusut atau susut dan cukup tahan lama. Tidak seperti kapas,
Tencel dipintal dari serat bambu malang melintang membentuk pori – pori mikro
yang unik dan memiliki kelembapan tertentu sehingga membuat kain dapat menyerap
keringat lebih kuat dari bahan Katun dan baik untuk mereka yang memiliki kulit sensitif.
Proses
pembersihan sebagian besar bahan ini adalah dapat dicuci dengan mesin. Jika
dicuci dalam air dingin, mereka sedikit menyusut pada saat cucian pertama, tapi
kemudian tidak akan menyusut lagi pada cucian berikutnya. Kain ini juga cepat
kering dan tidak memerlukan proses dry cleaning.
Tencel
kini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pakaian pria, seprei dan
selimut. Dikarenakan daya serapnya yang tinggi serta cepat kering, bahan ini
juga cocok digunakan untuk handuk. Pakaian yang terbuat dari bahan ini sering
direkomendasikan untuk mereka yang sering bepergian karena ringan dan tidak
mudah kusut sehingga bentuknya dapat tetap terjaga dengan baik. Tencel juga
tersedia sebagai kain untuk dijahit, benang untuk dirajut atau disulam, serat
untuk dipintal. Selain digunakan sebagai pakaian, bahan ini juga digunakan
dalam pembuatan perban, tissue bayi, penyaring minyak, karpet mobil, ban
berjalan dan plastik. Dalam bentuk bubuk atau serat, bahan ini dapat digunakan
untuk pembuatan kertas khusus, sebagai tambahan untuk bahan bangunan dan untuk
pembuatan kasur busa.
Kain
ini dianggap sebagai produk alami bukan produk sintetis karena terbuat dari
bahan tanaman. Untuk membuat Tencel, serpihan kayu dicampur dengan pelarut
untuk menghasilkan campuran basah yang kemudian didorong kedalam lubang –
lubang kecil untuk membentuk benang. Proses tersebut dilakukan secara kimiawi,
diberi pelumas kemudian disisir dan dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan.
Setelah itu, benang ditenun menjadi kain.
Produsen
produk mengatakan bahwa pelarut yang digunakan (amine oxide) adalah tidak
beracun dan dapat didaur ulang selama siklus produksi. Walaupun dicelup dengan
pewarna konvensional yang dapat merusak lingkungan, dengan jumlah benang yang
sama, bahan ini hanya memerlukan pencelupan lebih sedikit dibandingkan bahan
katun. Studi juga menunjukkan bahwa pembuatan Tencel memerlukan energi dan air
yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembuatan Katun, dan pohon – pohon yang
digunakan biasanya tumbuh tanpa diberi pestisida. Akan tetapi, pengiriman bahan
baku yang dibutuhkan untuk pembuatan Tencel ke seluruh dunia ini yang
membutuhkan banyak energi dan biaya.
JACQUARD (KINGKOIL)
Metode
tenun Jacquard pertama ditemukan oleh Joseph Marie Jacquard (1752–1834) yaitu
dimana beberapa benang dapat bergerak secara independen untuk membentuk pola, sehingga
dapat dihasilkan variasi atau jumlah motif yang tidak terbatas. Corak pada bahan
ini sekilas terlihat seperti bordir tetapi dilakukan secara otomatis oleh alat
tenunnya sendiri, bukan diprint seperti pada bahan Katun, Polyester atau
Tencel. Bahan Jacquard sering disebut dengan bahan King Koil dikarenakan
umumnya produk seprei merk King Koil menggunakan jenis bahan Jacquard. Jacquard
sendiri umumnya antara motif dengan dasar terdiri dari 1 warna tetapi ada juga
yang memiliki beberapa warna (kombinasi dengan Printing).
JACQUARD SUTERA (JACQUARD TENCEL / KINGKOIL SUTERA)
Bahan ini bentuk dan metode pembuatannya mirip seperti bahan Jacquard biasa hanya saja kandungannya merupakan kombinasi antara Katun dengan Sutra, Tencel atau Rayon sehingga tekstur ada yang agak licin dan ada pula yang agak kasar (seperti kain gorden), ada yang tipis dan ada juga yang agak tebal, warna agak mengkilap tetapi secara keseluruhan ketahanan bahan cukup kuat.